Indonesiamagz – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak pelaku usaha kuliner di Indonesia mengikuti ajang FoodStartup Indonesia (FSI) MMXX sebagai salah satu cara untuk mengembangkan usaha.
FSI MMXX merupakan program yang diinisiasi bersama Ultra Indonesia yang bertujuan memberikan pendampingan dan akses pembiayaan kepada pelaku kuliner tanah air berbasis teknologi informasi. Tahun ini, registrasi pendaftaran FSI 2020 telah dimulai pada 20 April 2020.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo dalam keterangannya, Senin (7/9/2020), mengatakan, sebelum menetapkan para finalis, pihaknya lebih dulu melakukan kurasi terhadap 1.000 peserta selama tiga hari dengan melibatkan tim kurator yang memiliki kompetensi di bidang kuliner. Proses kurasi dilakukan secara daring oleh masing-masing anggota kurator.
Setelah melalui proses yang panjang, Kemenparekraf akhirnya mengumumkan 100 finalis program FoodStartup Indonesia (FSI) MMXX yang berhak mengikuti Demoday yang akan digelar di Bali pada Oktober 2020. Hasil pengumuman finalis dapat diakses pada laman https://www.foodstartupindonesia.com/ dan media sosial FoodStartup Indonesia.
“Peserta Demoday berkesempatan mengikuti direct mentoring, business coaching, mendapat akses permodalan, sekaligus akses pemasaran. Bagi peserta FSI, pelaksanaan Demoday saat pandemi ini merupakan tahapan yang sangat dinantikan sebagai ajang unjuk diri untuk memperoleh peluang suntikan pendanaan,” ujar Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo.
Dari 100 finaslis tersebut berasal dari 17 provinsi dengan dominasi masih berasal dari provinsi di Pulau Jawa. Lima provinsi terbanyak yaitu Jawa Barat (22 finalis), Jawa Timur (19), DKI Jakarta (18), Banten (12) dan Jawa Tengah (9). Sementara bila dilihat berdasarkan gender, perbandingan antara pria dan wanita yaitu 57:43.
“Angka ini membuktikan bahwa tidak ada dominasi yang terlalu besar antara pelaku sektor kuliner ditinjau dari jenis kelamin,” ungkap Fadjar.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengucapkan selamat kepada para finalis FoodStartup Indonesia MMXX. Melalui program akselerasi ini diharapkan banyak pelaku kuliner dapat bertahan dan melakukan terobosan merespon tantangan yang ada.
“Sektor ekonomi kreatif mempunyai potensi besar menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ke depan. Dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang dikelola kementerian, subsektor kuliner menjadi salah-satu primadona pelaku usaha maupun konsumen,” ujar Wishnutama.
Sementara itu, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim, menjelaskan, situasi pandemi tidak saja berdampak pada jumlah peserta namun juga mengubah komposisi jenis perusahaan yang lolos pada tahap Demoday.
Bila pada empat tahun penyelenggaraan sebelumnya FSI lebih diminati jenis perusahaan food manufacture, tahun ini komposisinya hampir berimbang antara food manufacture dan food service yaitu 57%:43%.
Kemudian pada pelaksanaan FSI tahun ini pengajuan pendanaan dari food service lebih besar dibanding food manufacture. Total pengajuan pendanaan dari food service sebesar Rp66.298.168.647, sementara food manufacture sejumlah Rp47.317.687.000.
“Sedangkan pada aspek jenis pendanaan yang dibutuhkan, panitia FoodStartup Indonesia (FSI) MMXX mengidentifikasi ke dalam lima sumber yaitu bank, equity, fintech, profit sharing, dan lembaga pinjaman lainnya. Sumber pendanaan dari bank dan equity paling diminati oleh masing-masing perusahaan baik food manufacture dan food service,” jelas Hanifah.